Islam Amerika |
Nama-nama Tersebut antara lain Alhambra di Los Angeles. Di bagian tengah Amerika dari selatan sampai Illionis terdapat nama kota Albany, Andalusia, Attalla, Lebanon dan Tullahoma.
Di Washington ada nama kota Salem dan lain-lain. Nama Alabama dan Arkansas berasal dari nama Islam, yaitu Allah-bamnya dan Arkan-Syah. Nama Medina, Mecca juga terdapat di Indiana dan New York.
Nama-nama khasanah Islam di Amerika itu dibeberkan dalam Encyclopedia Islam International (EII), ditulis HM Iwan Gayo, yang juga penyusun serial "Buku Pintar" yang telah 45 kali cetak ulang.
"Saya kaget begitu mengetahui fakta bahwa di Amerika bertebaran nama-nama Islam. Ini membktikan bahwa Islam sudah mendarah-daging di benua Amerika," kata Iwan Gayo, yang bertolak ke Turki, Senin (25/3).
Buku berkulit coklat setebal 1.264 halaman itu memuat 5.181 artikel dan 6.569 gambar. BUku ini diklaim sebagai esiklopedia Isaam terlengkap didunia.
Untuk merampungkan buku tersebut, Iwan Gayo, peraih hadiah jurnalistik "Adinegoro" pada 1981, melakukan riset mendalam di berbagai negara di dunia.
" paling banyak saya peroleh justru di Amerika dan Eropa. Hanya 30 persen dari Timur Tengah," ujar Iwan Gayo tentang materi bukunya tersebut.
Iwan Gayo juga menemukan bukti bahwa Columbus bukanlah orang pertama menemukan benua Amerika seperti yang selama ini dimuat dalam buku sejarah. "Jauh sebelum Columbus datang, sudah ada pelaut Muslim dari Andalusia Spanyol yang hidup dan berkembang di benua Amerika.
"Columbus tidak akan pernah mengenal benua Amerika apabila tidak ada bantuan dari dua nakhoda muslim Andalusia, Martin Alonso Pinzon dan Kanan Vincen Yanez Pinzon," kata Iwan Gayo mengutip isi halaman 118 buku ensiklopedi tersebut.
Columbus sendiri menulis bahwa pada saat berlayar dekat Gibara pada bagian tenggara Cuba, menyaksikan masjid di atas puncak bukit yang indah (halaman 117).
Ensiklopedi ini juga memuat keterangan tentang sosok RA Kartini, ternyata pernah menganjurkan diterjemahkannya al-Quran ke dalam bahasa Jawa.
"Selama ini keterangan seperti ini tidak pernah kita dengar di publik. Sosok Kartini hanya digambarkan sebagai pejuang emansipasi wanita," jelas Iwan Gayo. (tribun/25/3/13)